Powered By Blogger

Jumat, 12 Maret 2010

Klasifikasi obat antibakteri
1. Aminoglikosid
a. Kanarco
Indikasi:
Infeksi saluran nafas, faringitis, bronchitis, bronkopneumonia dan pneumonia, infeksi saluran kemih, sistitis akut dan kronik, pielitis akut,nefritis, gonore, infeksi sufuratif, impetigo, limfangitis, mastitis, otitis media, osteomiolitis, karbunkel dan infeksi setelah operasi, disentri basil dan diare akut.
Kontra indikasi:
Hipersensitivitas,hati-hati pada penderita gangguan ginjal.
Efek samping:
Ruam kulit,sakit kepala,mual,paraestesia.
b. Kanoxin
c. Netilmisin
2. Sefalosporin
a. Avelox
Indikasi:
Eksaserbasi akut bronchitis kronik, pneumonia di masyarakat, sinusitis bakteri akut.
Kontra indikasi:
Hipersensitivitas, kehamilan dan menyusui, anak dan remaja, pasien dengan riwayat kehamilan tendo akibat terapi kuinolon, gangguan elektrolit (khusus hipokalemia), bradikardi, gagal jantung dengan pengurangan fraksi ejeksi ventrikel kiri, riwayat aritmia asimtomatik.
Efek samping:
Intoksikasi saluran cerna, perpanjangan QT, gangguan pengecapan.
b. Cefobid
c. Cefor
3. Kloramfenikol
a. Biotikol
Indikasi:
Tifoid, paratiroid, infeksi saluran nafas, infeksi saluran kemih, bruselosis, salmonella, riketsiosis, meningitis, infeksi berat lainnya.
Kontra indikasi:
Hipersensitivitas, anuria, gangguan fungsi hati atau ginjal berat.
Efek samping:
Gangguan pencernaan, rash, anoreksia, vertigo, sakit kepala, diskrasia darah, sindroma gray.
b. Thiamisin
c. Thianicol
4. Makrolida
a. Bannthrocin
Indikasi:
Infeksi sreptokokus, stafilakokus, diplokokus, mioplasma, myoplasma pneumonia, bardetella pertusis, treponema pallidum, corynebakterium ditherlae, corybakterium minutissium, entamoeba histolytica, listeria monocytogenes, haemophylus influenza, dan klostridium.
Kontra indikasi:
Gangguan fungsi hati
Efek samping:
Kejang perut,mual,muntah,diare,urtikaria dam ruam kulit lain.
b. Comtro
c. Kemothrocin
5. Kuinolon
a. Tetrin
Indikasi:
Infeksi yang sensitive terhadap tetrasiklin.
Kontra indikasi:
Hipersensitivitas, kehamilan, menyusui, bayi, dan anak <8 tahun.
Efek samping:
Mual, muntah dan diare
b. Vibramisin
c. Zenicyclin
6. Tetrasiklin
a. Oxybiotic
Indikasi:
Infeksi saluran cerna, saluran nafas, telinga, hidung, tenggorokan, mata, ulat urogenital, tifus dan paratifus, pencegahan infeksi sebelum dan sesudah operasi
Kontra indikasi:
Hipersensitivitas
Efek samping:
Mual, stomatitis, diare, fotofobi,
b. Soltralin
c. Suprabiotic
7. Golongan antibiotik lain
a. Klindamisin.
b. Metronidazol.
Indikasi
Pengobatan infeksi campuran vagina yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis dan C. albicans.
Kontra Indikasi
 Hipersensitif terhadap salah satu komponen.
 Terapi kombinasi dengan metronidazole oral sebaiknya dihindari pada kasus gangguan saraf yang aktif, riwayat diskrasia darah, hipotiroid atau hipoadrenal kecuali jika menurut dokter keuntungan yang didapat melebihi potensi bahaya yang muncul pada pasien.
 Pada wanita hamil trimester pertama.
Efek Samping
Sakit kepala, vertigo, nausea, diare. erupsi, eritema, urtikaria, pruritus, flushing, kejang-kejang, neuropati perifer.
c. Colistin.
Kasus Penggunaan Antibiotic Kombinasi
Jerawat
Jerawat terjadi ketika lubang kecil di permukaan kulit yang disebut pori-pori tersumbat. Tiap pori merupakan pembuka kanal yang disebut folikel. Di dalam folikel terdapat rambut dan kelenjar minyak. Secara normal, kelenjar minyak membantu melumasi kulit dan menyingkirkan sel kulit mati. Namun ketika kelenjar tersebut menghasilkan minyak yang berlebihan, pori-pori menjadi tersumbat oleh penumpukan kotoran dan bakteri. Penyumbatan ini disebut sebagai komedo.
Permukaan sumbatan dapat berwarna putih (disebut whiteheads) atau gelap (disebut blackheads). Whiteheads berupa pori yang tersumbat yang tidak mempunyai bukaan, sementara blackheads berupa pori yang terbuka dan mempunyai permukaan gelap. Jika pecah, maka isi yang terkandung di dalamnya termasuk minyak dan bakteri dapat menyebar ke sekeliling dan menyebabkan reaksi peradangan (inflamasi). Jika peradangan terjadi jauh di dalam kulit, jerawat dapat membesar dan mengeras serta terasa sakit yang disebut kista. Umumnya jerawat dapat muncul di wajah, leher, dada, punggung, dan bahu. Bagian tubuh tersebut merupakan daerah dengan jumlah kelenjar minyak fungsional terbesar.
Diketahui ada 3 faktor yang berperan dalam timbulnya jerawat, produksi minyak yang berlebih (sebum), pengelupasan sel kulit mati yang tidak teratur sehingga dapat mengiritasi folikel di kulit, dan adanya bakteri. Perubahan hormonal tubuh dapat mencetuskan timbulnya jerawat. Umumnya perubahan hormonal ini terjadi pada remaja (baik anak laki-laki maupun anak perempuan); wanita dan anak perempuan pada 2-7 hari sebelum periode menstruasi; wanita hamil; dan pasien pengguna obat tertentu seperti kortison, steroid, testosteron, estrogen dan fenitoin. Mereka yang disebutkan di atas memiliki faktor risiko untuk mengalami jerawat.
Adapun faktor risiko yang lainnya meliputi kontak langsung dengan produk untuk rambut atau kosmetik yang mengandung minyak; riwayat keluarga berjerawat dimana jika orang tua berjerawat maka anak mungkin akan berjerawat juga; serta adanya friksi atau tekanan pada kulit disebabkan hal tertentu seperti telepon atau telepon selular, helm, kerah baju yang ketat, dan ransel. Penggunaan pil KB dan stres juga dapat memperhebat jerawat di kemudian hari. Jerawat yang membandel harus diatasi segera. Prinsip pengobatan jerawat bekerja dengan cara mengurangi produksi minyak, mempercepat pergantian sel kulit, melawan infeksi bakteri, mengurangi peradangan atau merupakan kombinasi dari keseluruhannya. pengobatan jerawat tidak dapat dilakukan dengan instan. Hasil baru dapat terlihat dalam hitungan minggu, sehingga diperlukan kesabaran dalam mengatasi jerawat. Dokter akan merekomendasikan obat resep yang digunakan di kulit (topikal) atau diminum (oral). Obat oral untuk jerawat sebaiknya tidak digunakan selama kehamilan, terutama sepanjang trimester pertama karena dapat berpengaruh terhadap janin.
Pengobatan jerawat
Pengobatan topikal. Losion jerawat dapat mengurangi minyak, membunuh bakteri dan mempercepat pengelupasan sel kulit mati. Losion yang dijual bebas umumnya mengandung benzoil peroksida, sulful, resorsinol, asam salisilat atau asam laktat sebagai bahan aktifnya. Produk ini dapat membantu untuk jerawat yang ringan. Jika jerawat tidak merespon pengobatan ini, dokter dapat memberikan losion yang lebih kuat. Tretinoin dan adapalene merupakan contoh obat resep topikal yang merupakan turunan vitamin A. Bekerja dengan mempercepat pengelupasan sel dan mencegah penyumbatan folikel. Antibiotik topikal diperlukan untuk membunuh kelebihan bakteri kulit. Kombinasi terapi kadang diperlukan untuk mendapatkan hasil optimal.
 Antibiotik. Untuk jerawat sedang sampai berat, antibiotik oral diperlukan untuk mereduksi bakteri dan melawan peradangan. Mungkin diperlukan antibiotik dalam hitungan bulan atau menggunakan kombinasi dengan produk topikal.
 Isotretinoin. Untuk kista yang dalam, antibiotik tidaklah cukup. Isotretinoin merupakan pengobatan yang cukup kuat untuk kista atau jerawat yang tidak merespon pengobatan lain. Obat ini digunakan untuk jerawat yang menjengkelkan. Sangat efektif, namun diperlukan pengawasan dermatologis karena efek sampingnya. Isotretinoin dihubungkan dengan kelahiran cacat, sehingga tidak dapat digunakan oleh wanita hamil dan wanita yang berencana hamil selama perawatan atau beberapa minggu sebelum perawatan berakhir. Isotretinoin dapat meningkatkan trigliserida dan kolesterol dalam darah dan meningkatkan kadar enzim hati. Dilaporkan juga terjadi peradangan usus karena penggunaan isotretinoin.
Kontrasepsi oral. Kontrasepsi oral termasuk kombinasi norgestimate dan etinil estradiol, menunjukkan peningkatan jerawat pada wanita. Kontrasepsi oral dapat menimbulkan efek samping sehingga penggunaanya harus di bawah pengawasan dokter.

CLaser. Laser dapat mencapai bagian lebih dalam dari kulit tanpa merusak permukaan kulit. Laser dapat merusak kelenjar minyak dan menyebabkan minyak yang dihasilkan lebih sedikit. Terapi ini juga dapat meningkatkan tekstur dan mengurangi bekas jerawat, sehingga dapat menjadi terapi yang baik untuk jerawat dan bekas jerawat.
Prosedur kosmetik. Pengelupas kimia dan mikrodermabrasi mungkin membantu untuk mengontrol jerawat. Prosedur konsmetik ini lebih efektif jika dikombinasikan dengan perawatan jerawat yang lain.

Jerawat
Obat kombinasinya: norgestimate dan etinil estradiol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar